
Gerimis Tolitoli-Ku,
butirannya lembut menyentuh bumi, seolah membawa pesan rahmat dari langit. Jalanan basah, dedaunan berkilau, dan udara terasa lebih segar, membawa kedamaian di tengah kesibukan hari. Langit mulai memudar, perlahan beralih dari terang ke gelap, menandai datangnya waktu yang suci, waktu maghrib yang dinanti.
Di bawah langit yang mendung, suasana terasa syahdu. Gerimis ini bukan sekadar hujan, tetapi pengingat akan kuasa-Nya, yang mengatur alam semesta dengan begitu sempurna. Setiap tetesnya adalah berkah, menyuburkan tanah dan menyejukkan hati.
Menanti waktu maghrib di tengah gerimis ini adalah momen yang penuh makna. Seakan-akan alam turut bersiap menyambut panggilan adzan, yang akan segera menggema memenuhi ruang dan waktu. Dalam keheningan ini, hati berbisik doa, memohon ampunan dan keberkahan.
Maghrib adalah pengingat bahwa hari telah hampir berakhir, dan setiap langkah yang telah kita lalui hari ini akan tercatat dalam catatan-Nya. Gerimis yang turun mengajarkan kita tentang kelembutan dan kesabaran, sebagaimana air yang tak pernah lelah memberi kehidupan.
Tolitoli-Ku, dalam setiap sudutnya yang sederhana, selalu menyimpan keindahan. Dan gerimis ini, di waktu menjelang maghrib, menjadikannya semakin istimewa. Semoga setiap sujud yang kita panjatkan nanti menjadi cahaya yang menerangi jalan kita, baik di dunia maupun di akhirat.
Gerimis ini adalah rahmat, dan maghrib adalah panggilan kasih sayang-Nya. Mari kita sambut dengan hati yang khusyuk dan penuh rasa syukur.
@lamJulu$iri