Kondisi pemakaman keluarga “Manorang” di Jalan Mohammad Hatta, sekitar Masjid Jami Tolitoli, cukup memprihatinkan, sebagian kuburan digenangi air , sementara kiriman sampah dari warga sekitar juga menumpuk diarea kuburan
Sebagai tempat peristirahatan terakhir, seharusnya pemakaman menjadi lingkungan yang bersih dan terawat, bukan malah dijadikan tempat pembuangan sampah.
Kekecewaan yang dirasakan oleh Armin, selaku pengelola pemakaman, sangat wajar.
Usaha untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan lokasi menjadi sia-sia jika masih ada warga yang tidak peduli dan membuang sampah sembarangan. Kita susah payah kasi bersih, dia seenaknya buang sampah disini, ketus Armin dengan nada kesal .
Perilaku seperti ini tidak hanya menunjukkan kurangnya kesadaran lingkungan, tetapi juga mencerminkan ketidakpedulian terhadap nilai-nilai penghormatan terhadap orang yang telah meninggal.
Seharusnya masyarakat sekitar lebih memahami bahwa membuang sampah di area pemakaman adalah tindakan yang tidak hanya mengotori lingkungan, tetapi juga berdampak pada keluarga yang datang untuk berziarah.
Selain itu, dari segi agama dan etika, mencemari kuburan adalah perbuatan yang tidak pantas dan amoral .
Untuk mengatasi masalah ini, Warga sekitar perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kebersihan area pemakaman. Kelurahan sebagai leading sektor bersama babinsa , bhabinkamtibmas dan lembaga pemberdayaan masyarakat sudah seharusnya hadir dalam memberikan sosialisasi partisipasi aktif warga tentang sampah dan dampak yang ditimbulkan kepada warga sekitar.
Penyediaan tempat sampah yang memadai diharapkan agar masyarakat lebih disiplin dalam membuang sampah pada tempatnya.
Perda tentang sampah pengawasan dan sangsi sosial sudah harus ada
Semoga ada pihak yang tergerak untuk membantu mencarikan solusi pembangunan saluran drainase agar air dapat mengalir dengan baik dan tidak mengganggu aktivitas pemakaman, baik dari pemerintah daerah, komunitas sosial, maupun masyarakat setempat, agar pemakaman ini tetap bersih, nyaman, dan layak bagi para peziarah serta pengelolanya.
Sumber ; Umar Alamri
